Etnosentrisme Itu Apa?
Budaya Melayu lebih baik dari pada Budaya Jawa, atau Budaya Batak lebih bagus dari Budaya Madura, 2 kalimat tersebut adalah contoh Etnosentrisme.
Beberapa waktu ini, kata etnosentrisme mulai sering diucapkan oleh banyak orang dan menjadi pembicaraan di berbagai platform, lalu apakah itu etnosentrisme?
Merujuk dari 2 contoh pada kalimat awal di artikel ini, serta dari berbagai literatur yang bisa dengan mudah kita dapatkan, secara sederhana etnosentrisme merupakan presepsi atau pandangan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang menganggap bahwa budaya yang mereka miliki lebih baik dari pada budaya yang orang lain miliki atau dengan kata lain adalah menganggap rendah budaya orang lain.
Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
Baca Juga : 5 Hal Yang Perlu Anda Lakukan, Agar Terhindar Dari Latte Factor
Jika kita melihat fakta yang terjadi saat ini di dunia maya, terutama sosial media, begitu banyak para netizen yang membuat konten-konten yang menjurus ke arah etnosentrisme, sosial media sosial tiktok misalnya, kita akan dengan mudah menemukan orang yang membanding-bandingkan budayanya dengan budaya orang lain, padahal indonesia sendiri memiliki sangat banyak suku yang tentu saja dibersamai oleh budaya yang melekat didalamnya.
Perilaku etnosentrisme ini sebetulnya merupakan turunan dari rasisme, yang memiliki dampak negatif yang cukup besar, terutama di Indonesia.
Beberapa dampak negatif yang dapat disebabkan oleh Etnosentrisme adalah konflik antar suku, munculnya berbagai aliran politik identitas, menghambat asimilasi (perpaduan) budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
Halo, ini UIN Walisongo Semarang.
ReplyDeleteKunjungi website kami di walisongo.ac.id untuk informasi lengkap seputar UIN Walisongo Semarang